Analisis Film MIRACLE WORKER oleh Assyfa Gina Yustika

TUGAS ANALISIS FILM MIRACEL WORKER

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah  Komunikasi Konseling

Dosen Pengampu : Uswatun Hasanah, M.Pd.I

Disusun oleh :

Assyfa Gina Yustika                          

1703020005

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI)

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TA. 2020 M/1441 H

ANALISIS FILM  MIRACLE WORKER
Film tersebut menceritakan sebuah keluarga memiliki anak perempuan yang kondisi nya tuna netra, tuna wicara dan tuna rungu sejak masih kecil. Berdasarkan analisis film tersebut pola asuh yang di berikan keluarga terhadap hellen (anak perempuan) yaitu memanjakan hellen. Memberikan apapun yang ia mau sehingga membuatnya ketergantungan dan tidak mudah di atur. Dalam cuplikan film hellen sering mengalami tantrum dan hal yang dilakukan orang tuanya terkhusus ibu nya yaitu memberikan permen hingga ia tidak menangis dan berhenti mengamuk. Pola asuh yang tidak benar membuat hellen menjadi anak yang kurang beretika dan terlihat egois,misalnya saat makan, hellen tidak bisa tenang saat di meja makan, terkadang ia mengambil makanan milik orang disekitarnya.

Hal lainnya yaitu saat berinteraksi dengan orang lain, hellen cenderung memberikan sikap yang kasar seperti memukul dan mencubit. Hingga suatu ketika keluarga hellen membutuhkan pengasuh atau lebih tepatnya guru yang bisa mengajari nya berkomunikasi. Anna yang memiliki latar belakang yang kelam, ia sempat tinggal di rumah sakit jiwa bersama adiknya hingga terpisah dengan adiknya dan pernah menjalani operasi mata sebanyak sembilan kali.Hal pertama yang di lakukan Anna yaitu mendekati hellen. Memberikan pembelajaran menggunakan indra peraba, karna hanya itu satu-satunya indra yang berfungsi. Komunikasi menggunakan Bahasa isyarat mulai di ajari oleh Anna, melalui kode-kode tangan, tidak mudah bagi Anna untuk mengajari hellen, karna karakter yang sudah di tanamkan oleh orang tuanya membuat hellen memberontak saat di ajari bahasa isyarat.

Anna Mengajari hellen menggunakan pendekatan behaviour yaitu menggunakan teknik meniru. Hellen yng merupakan anak yang spesial memiliki cara komunikasi nya sendiri. Ia selalu berusaha komunikasi dengan orang di sekitarnya dengan cara nya, hanya saja di salah tafsir dengan penerima pesannya. Sehingga terjadilah miss komunikasi.

Namun setelah hellen mempelajari dan membiasakan diri untuk menggunakan bahasa isyarat yang makna nya dapat di terima dan di pahami oleh orang lain maka komunikasi berjalan dengan efektif.
Karna komunikasi bisa berjalan karena adanya persamaan makna antara komunikator dan komunikan.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai