REVIEW JURNAL

TUGAS REVIEW JURNAL

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah  Komunikasi Konseling

Dosen Pengampu : Uswatun Hasanah, M.Pd.I

Disusun oleh :

Assyfa Gina Yustika                          

1703020005

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI)

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TA. 2020M/1441H

HASIL REVIEW JURNAL

JURNAL KELOMPOK 1

“Komunikasi Konseling”

Oleh Yuli Wahyu Arlinda dan Ajid Tri Susilo

Komunikasi sangat menunjang dalam proses konseling, karena tanpa proses konseling tersebut tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Komunikasi konseling merupakan penyampaian pesan, ide atau informasi anara konselor dengan klien selama proses pemberian bantuan berlangsung, berdampak pada tingkah laku. Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif maka konselor mampu menguasa beberapa keterampilan sepertiberikut : Attending, respn minimal, empati, bertanya, tak kalah penting yaitu Diam, asertif dan konfrontasi.

Komunikasi yang efektif memiliki dua komponen yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Keduanya saling melengkapi dalam sebuah komunikasi. Komunikasi yang efektif akan terjalin apabila penempatan emosi yang sesuai dengan kondisi saat itu.

Menurut reviewer Penyampaian materi kurang terurut, judul kurang menarik namun bahasa yang digunakan mudah dipahami.

JURNAL KELOMPOK 2

“Karakteristik dan Kompetensi Konselor Profesional”

Oleh Ana Binti Masamah dan Vivi Nurdiana Lestari

Bimbingan konseling merupakan layanan baimbingan dan konseling yang ditunjukan untuj membantu individu dalam rangka mengembangkan potensi diri, memiliki kepribadian yang beriman kepada tuhan YME. Konselor merupakan orang yang memberikan konseling, pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk menjadi konselor yang profesional demi memberikan layanan yang optimal untuk membantu konseli menyelesaikan masalahnya. Untuk mengukur keprofesionalan konselor, memiliki bebrapa karkateristik yang dapat dijadikan acuan dalam perkembangan kompetensi konselor.

Karakteristik merupakan kulitas tertentu atau ciri yang khas dari seseorang atau sesuatu. Atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Karakteristik dapat dipelajari dan diaplikasikan disetiap konselor.

Secara umum karakteristik konselor profesional dibagi menjadi empat yaitu : karakteristik Kepribadian, karakteristik pengetahuan, karakteristik keterampilan, dan karakteristik pengalaman.

Karakteristik kepribadian konselor, kepribadian merupakan keseluruhan cara sesorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Yang pertama, beriman kepada tuhan, berpandangan positif dan dinamis, memiliki sifat menghargai dan menghormati orang lain, mempunyai rasa empati serta dapat mengikuti perkembangan zaman berakhlak mulia dan matang dari segi emosional.

Karakteristik pengetahuan, pengetahuan sebagai pegangan teguh seorang konselor, ia harus mampu memahami perilaku orang lain melalui teori-teori yang ia pelajari. Serta memahami mengenai model-model konseling yang tepat sesuai dengan karakteristik konseli yang ditemui nya.

Karakteristik keterampilan, atau skill yang memadai dalam memberikan pelayanan konseling, yang melipuyi keterampilan dalam menciptakan dan membina hubungan konseling kepada konseli. Keterampilan dalam komunikasi agar konseli merasa nyaman dalam berhubungan dengan konselor.

Karakteristik pengalaman, pengalaman seseorang akan memberikan nilai tambahan kepada profesionalitas orang tersebut. Dari pengalaman dapat menjadi pembelajaran bagi konselor dalam berinteraksi secara langsung dengan konseli.

Kompetensi konselor sebagai akademisi dan profesional , baik selalu di asah melalui pembelajaran yang selalu di update , pelatihan-pelatihan demi meningkatkan kemampuan seorang konselor

Menurut reviewer Dalam penyampaian materi menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Dalam pembahasan diatas kurang diperinci lagi mengenai bagaimana karakter konselor dapat diperoleh serta hambatan dalam mencapai karakter profesional konselor tersebut

JURNAL KELOMPOK 4

“Berkomunikasi secara Verbal dalam Komunikasi Konseling”

Oleh Bayu Setioko dan Ulfa Septiani

Proses konseling merupakan bantuan yang diberikan konselor kepada konseli untuk menyelesaikan masalah konseli. Dalam prosesnya, komunikasi sangat berperan dalam penyampaian perasaan konseli, penyampaiaan pesan mendominasi menggunakan komunikasi verbal, yang menggunakan kata-kata, baik dalam percakapan maupun tulisan.  Penting sebagai konselor dapat memahami berkomunikasi secara verbal, sehingga dapat memahami dengan jelas makna yang disampaikan oleh konseli. Tujuan dari jurnal tersebut ialah mengetahui komunikasi verbal dalam proses konseling.

Komunikasi merupakan cara seseorang untuk berhungan dengan orang lain. Tujuan berkomunikasi yaitu bertukar pikiran, menyampaikan perasaanya serta mempengaruhi orang lain. Komunikasi terdapat dua cara yaitu verbal dan non verbal. Nonverbal merupakan komunikasi menggunakan bashasa tubuh (gestur). Komunikasi utama yang banyak diguanakan oarang-orang yaitu  Komunikasi verbal merupakan komunikasi menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan.

Komunikasi verbal memiliki beberapa unsur didalamnya, yaitu bahasa, keterbatasan bahasa, tidak semua objek dapat terwakili oleh sebuah kata, dan terakhir yaitu kata.

Komunikasi verbal tidak dapat terlepas dari komunikasi nonverbal, tanpa disadari kedua jenis komunikasi itu akan selalu berdampingan. Memiliki perbedaan antaranya perebedaan simbolik, mekanisme pemprosesan dan fungsinya dalam komunikasi.

JURNAL KELOMPOK 5

“Informasi dan Pesan dalam Konteks Komunikasi”

Oleh Bibit Cahayati dan Tri Widowati

Komunikasi hal yang tidak asing lagi bagi kehidupan manusia sehari-hari, baik secara verbal maupun non verbal.komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lainnya. Pesan yang disampai bisa sifatnya informatif, mengajak dan mempengaruhi. Penyampaian pesan menggunakan komunikasi verbal terkadang tidak cukup untuk mewakili sebuah pesan, pesan nonverbal berkesinambungan digunakan untuk penyampaian pesan dalam berkomunikasi.

Komunikasi merupakan hal yang lumrah dan akrab dengan keseharian kita. Komunikasi dapat menciptakan sebuah ruang yang dapat menjadikan individu menjadi saling lebih mengenal mengerti dan juga memahami satu sama lain. Terdapat tiga unsur utama dalam komunikasi yaitu pihak yang berkomunikasi, media yang digunakan dan pesan atau isi komunikasi tersebut.

Paling bermakan dalam suatu komunikasi adalah isi pesan yang disampaikan.  Efektifnya atau tidaknya sebuah pesan diterima dalam sebuah komunikasi tergantung  kepada banyak hal, misalnya suara bising yang akan mengurangi fokus komunikan dalam menerima pesan.

Pesan bisa diterima dengan baik, efektif dan utuh apabila komuniktor menyampaikannya pesan dengan lambang-lambang yang mudah dipahami baik secara perspektif dirinya maupun lawan bicaranya, penyampaian pesan dengan emosi stabil akan lebih efektif diterima oleh pendengarnya. Apabila pesan salah tafsir oleh komunikan akan mengakibatkan kesalah pahaman dan faktor-faktor penghambat komunikasi.

Fungsi pesan nonverbal selain sebagai pengganti lambang-lambang secara verbal, fungsi lainnya yaitu: sebagai penegas pesan, sebagai makna lain dari makna pesan,  melengkapi serta memperkaya makna pesan nonverbal.

Menurut reviewer kekurangan terdapat pada Abstrak kurang mewakili pembahasan didalamnya dan judul kurang menarik. Namun, keunggulannya bahanya yang digunakan mudah dipahami.

JURNAL KELOMPOK 6

”Komunikasi Antarpribadi : Memahami Hubungan Komunikasi Antar Pribadi dalam Perspektif Konseling”

Oleh Danang Wirayuda dan Reeza Juwita

Tanpa komunikasi suatu hubungan tidak akan berjalan, komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang biasanya terjadi secara kontak langsung atau berhadapan muka atau juga melalui sebuah medium telepon. Komunikasi menjadi kunci berkembang dan berakhirnya suatu hubungan, komunikasi yang baik akan memberikan feadback yang baik, namun sebaliknya komunikasi memiliki pemahaman dan makna berbeda akan memberikan feadback yang tidak baik, tergantung orang menyikapinya. Penting untuk memahami komunikasi antarpribadi demi terciptanya komunikasi yang efektif.

Komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek secraa langsung. Terdapat lima aspek yang ditekankan pada komunikasi antarpribadi yaitu: keterbukaan, empati, mendukung,  sikap positif dan kesetaraan, apabila ke lima aspek itu dapat tepenuhi maka akan terciptanya tujuan dari komunikasi.

Dukungan dalam berkomunikasi dapat mempengaruhi citra diri seseorang dan membantu seseorang tersebut mengenali harapat-harapan orang lain.

Sebgaia konselor yang tugasnya membantu klien dalam menyelesaikan masalah, penting baginya untuk dapat menjalin hubungan antarpribadi dengan klien. Membuat kondisi sehingga klien nyaman dalam menyampaikan masalahnya kepada konselor. Konselor harus bersedia terbuka dalam komunikasi dengan klien.

Hal penting lainnya yaitu rapport adalah hubungan yang ditandai dengan keharmonisan, kesesuaian, kecocokan dan saling tarik-menarik. Melalui memunculkan sikap empati pada klien, konselor dapat memahami dengan baik kliennya, tidak adanya sekat sehingga munculnya rasa kebersamaan

JURNAL KELOMPOK 7

“Komunikasi Kelompok”

Oleh Deri Setiono dan Putri Permatasari

Manusia yang tidak bisa terlepas dari manusia lain, membutuhkan bantuan demi keberlangsungan hidupnya. Tanpa disadari manusia hidup dalam sebuah kelompok-kelompok baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Kelompok sebagai tempat manusia menyampaikan pendapat dan isi hatinya. Dalam sebuah kelompok terjalinnya komunikasi antar individu maupun kelompok. Oleh karena itu kemmpuan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan agar setiap individu dapat menjalin hubungan antar manusia.

Kelompok merupakan sekumpulan orang yang memiliki satu tujuan yang sama, adany aikatan antar satu sama lain. Kelompok terdiri dari dua jenis yaitu kelompok kecil, merupakan kelompok yang lebih intens hubungannya, dari segi komunikasi lebih terjalin akrab dan mendapatkan umpan balik secara langsung. Komunikasi kelompok besar, berlangsung secara linier, bersifat heterogen dan dangat banyak.

Komunikasi kelompok sangat berbeda dari komunikasi dengan individu, memiliki pengaruh yang lebih complex. Selain tujuannya perubahan perilaku, jadi adanya kesamaan norma yang digunakan dalam suatu kelompok, komunikasi kelompok dapat meningkatkan kualitas kerja karena komunikasi yang baik akan memberi dampak hubungan yang erat. Yang terakhir memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu kelompoknya.

Keefektifan suatu kelompok tergantung ukuran kelompok, apabila terlalu banyak orang didalamnya maka kemungkinan tidak efektif komunikasinya sangat besar. Kelompok yang besar, banyak anggotanya datang dan keluar dari kelompok tersebut. Penting seorang pemimpin yang dapat merangkul seluruh anggotanya.

JURNAL KELOMPOK 8

“Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal”

Oleh Elisa Meliawati dan Izzmi Nurzannah

Komunikasi merupakan cara seseorang untuk berhubungan dan menyampaikan perasaanya. Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi intrapersonal dapat berarti komunikasi internal yang berfokus dalam organisasi tersebut dan pengambilan keputusan hanya akan membawa dampak bagi organisasi tersebut. Sedangkan komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang melibatkan satu pihak dengan pihak yang lain dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Setiap orang dituntut memiliki keterampilan komunikasi demi keberlangsungan hidupnya. Baik komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal, itu sangat berguna bagi hubungan individu dalam suatu kelompok.

Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dapat berarti komunikasi internal yang berfokus dalam organisasi tersebut dan pengambilan keputusan hanya akan membawa dampak bagi organisasi tersebut. Sedangkan komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang melibatkan satu pihak dengan pihak yang lain dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Untuk memahami ketika sedang berkomunikasi, seseorang perlu mengenal diri sendiri dan orang lain, pemahaman tersebut didapat melalui persepsi. Dalam konteks komunikasi interpersonal akan dijumpai cara seseorang menerima informasi, menyimpannya,dan menghasilkannya kembali sebagai sebuah proses yang berlangsung terus menerus.

Komunikasi interpersonal menjadi urat nadi untuk denyut kehidupan sekaligus kekuatan utama dalam membentuk pengertian dan mepamahamn siantara orang-orang..

Menurut reviewer dalam penyampaian, bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Namun dalam pembahasan terlalu banyak poin yang di sampaikan sehingga membuat pembaca merasa bosan membacanya.

JURNAL KELOMPOK 9

“Komunikasi dalam Konseling Lintas Budaya”

Oleh Galuh Ajeng Kinanti dan Illa Imelda Utami

Konseling tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, karena bimbingan dan konseling ada di dalam pendidikan. Pendidikan dari hakikat manusia dan merupakan upaya membantu manusia untuk menjadi apa yang bisa ia perbuat dan bagaimana ia harus menjadi dan berada. Dalam upaya membantu individu mewujudkan pribadi utuh, bimbingan konseling peduli terhadap pengembangan kemampuan nalar yang kreatif untuk hidup baik dan benar.

Selama proses konseling tidak hanya bertemu klien yang memiliki culture sama dengan konselor, diindonesia ini bergama budaya didalamnya. Perbedaa-perbedaan itu dapat menjadi hambatan dalam proses konseling. Konseling harus mampu memahami kliennya termasuk budaya nya yang mendasari karakter kliennya.

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling  oleh konselor kepada konseli yang memiliki permasalahan dirinya. Budaya adalah kebiasaan yang dikomunikasikan secara turun temurun kepada generasi dibawahnya. Konseling lintas budaya adalah proses pemberian bantuan dari konselor kepada konseli melalui pemahaman budaya dari masing-masing konseli.

Berdasarkan konseling lintas budaya klien  dipandang sebagai individu yang unik karena memiliki unsur-unsur budaya yang mepengaruhi nilai-nilai bahkan pandangan hidup. Sebagai konselor harus menyadari unsur-unsur budaya itu akan mempengaruhi keberhasilan proses konseling.

Terdapat tiga model konseling lintas budaya yaitu model berpusat pada budaya, model integratif dan  model etnomedikal. Implementasi nilai-nilai budaya dalam komunikasi konseling, melihat dari latar belakang budaya dan kebiasaan klien perorangan, timbul dilematis tentang nilai-nilai budaya yang relevan untuk penerapan dalam komunikasi konseling.

Menurut saya, kekurangan dalam jurnal tersebut yaitu pada pendahuluan kurang menjelaskan mengenai konseling lintas budaya dan komunikasinya.

JURNAL KELOMPOK 10

“Membesarkan Anak Agar Bahagia Melalui Komunikasi yang Harmonis”

Oleh Lia Agustina dan M Yunan Nabawi

Komunikasi menjadi hal penting dalam sebuah hubungan, baik hubungan keluarga. Yang notabene keluarga meruapakan orang yang paling dekat dan memiliki hubungan darah dengan kita. Namun apabila dalam suatu keluarga tidak adanya komunikasi yang baik, akan menciptakan keluarga yang tidak harmonis.

Keluarga merupakan tempat dimana proses interaksi sosial primer berlangsung dan menjadi tempat ditanamkannya pendidikan moral dan agama. Pendidikan itu akan menjadi awal yang baik dalam membentuk suatu keluarga yang harmonis.

Komunikasi yang baik dalam keluarga akan memberikan dampak yang baik bagi anak, terlebih lagi saat remaja, anak menjadi lebih kreatif dalam berfikir dan akan memperkokoh hubungan antara anak dan orang tua. Hubungan keluarga yang harmonis tidak luput dari empat unsur yaitu : mendengarkan, memperhatikan, memahami dan mengingat.

Menurut reviewer abstrak kurang mewakili isi pembahasan, pembahasan cukup singkat, namun bahasa yang digunakan mudah dipahami.

JURNAL KELOMPOK 11

“Focusing therapy menurut konsep Jims R. Iberg”

Oleh Mutia Sari Dewi dan Naimatul Huda

Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadao individu-individu yang membutuhkannya. Seorang konselor profesional memiliki pengetahuan mengenai metode-metode yang digunakan untuk membantu masalah klien. Salah satu metodenya yaitu focusing therapy menurut konsep jims R. Iberg.  Focus mengajarkan bagaimana mengalihkan perhatian kita kedalam tubuh kita dimana kita membawa semua pribadi kita tentang pengalaman, ingatan, sensasi, emosi, dan perasaan. Terapi focus dapat diharapkan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk mendengarkan dengan sabar, tidak menghakimi dengan cara yang halus dengan rasa hormat yang dalam terhadap kompetensi dan potensi penuh dari penuh masing-masing individu.

Focusing Therapy merupakan , teknik inovatif yang memungkinkan akses ketingkat kesadaran yang lebih dalam, kebijaksanaan, dan bimbingan diri berada didalam diri kita masing-masing. Fokus memungkinkan kita untuk mengakses kesadaran kita ke apa yang sering tidak sadar atau bawah sadar.

Melalui terapi yang berfokus, seseorang dapat menjadi lebih fleksibel dan mendapatkan akses kemampuan dan kebijaksanaan tubuh yang akan membangkitkan semangat seseorang. Kelebihan menggunakan Focusing therapy yaitu, terapis mengundang klien untuk merasakan dan duduk dengan perasaan, gambar, sensasi tubuh dan metafora saat ini muncul. Terapis berkonsultasi dengan perasaannya sendiri dan membiarkan membantu membawa perhatian klien, terapis memperhatikan lawan bicara untuk membantu klien dalam menyelesaikan msalahnya.

Terapi fokus tidak bisa digunakan pada populasi yang hidup dengan gejala mental yang parah, misalnya psikosis dan skizofrenia. Apabila pasien yang diberi terapi fokus memiliki trauma masa lalu, akan memicu tingkat panik tertentu akan memunculkan trauma masa lalunya. Terapi fokus harus dilakukan oleh terapis yang benar-benar mampu dan menguasai dengan baik fokus terapi tersebut. Apabila mempelajarinya dengan setengah-setengah kemungkinan besar akan memberikan pengaruh yang negatif pada klien.

Menurut Reviewer Judul cukup menarik, karena metode terapi fokus ini belum pernah dipelajai sebelumnya namun dalam penyampaian topik bahasan kurang dapat dipahami oleh pembaca.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai